Mendekatkan Al-Quran pada anak

Selasa, 16 Oktober 2012

 Oleh: Mohammad Fauzil Adhim

Kita dapat mengajari anak-anak untuk menghafal dengan cepat dan membaca de­ngan lancar. Tetapi keterampilan melafazkan Al-Qur’an dengan benar tidak dengan sendirinya membuat anak-anak dekat hatinya pada Al-Qur’an. Bisa membaca dengan baik tidak sama dengan mampu mengambil petunjuk. Bahkan sekedar faham bahwa Al-Qur’an merupakan petunjuk, pembeda dan penjelas pun belum tentu. Sebab, sangat berbeda antara memahami secara kognitif dengan dorongan spontan untuk selalu me­lihat bagaimana Al-Qur’an berbicara.

Itu sebabnya, berbicara tentang bagaimana mengajarkan Al-Qur’an sama pentingnya dengan meyakini bahwa tidak ada keraguan sama sekali di dalamnya. Mengajarkan keterampilan membaca dan menghafal Al-Qur’an tanpa menanamkan keyakinan yang kuat sekaligus pengalaman berinteraksi dengan ayat-ayat Al-Qur’an, sama seperti meletakkan bertumpuk kitab di punggung keledai. Banyak ilmu di dalamnya, tetapi tak bisa mengambil pelajaran darinya.

Lalu apa yang perlu kita perhatikan? Pertama, kita berusaha menghidupkan jiwa anak-anak kita dengan Al-Qur’an. Kita limpahi mereka kasih sayang sebagaimana kita melihat lemah-lembutnya Rasulullah shallaLlahu ‘alaihi wa sallam terhadap anak. Berlimpahnya kasih-sayang saat sedang bersama mereka atau lebih-lebih saat mengajarkan Al-Qur’an merupakan bekal untuk membuat jiwa mereka hidup tatkala belajar. Selain itu, menghidupkan jiwa juga berarti membuat anak-anak senantiasa melihat dan merasakan “ada ayat Al-Qur’an” dalam setiap kejadian yang mereka jumpai. Ini menuntut kemampuan guru untuk mengajarkan Al-Qur’an secara kontekstual. Artinya, guru harus mampu menjadikan anak melihat bahwa ke­mana pun ia hadapkan wajahnya, di situlah ia melihat ayat Allah Ta’ala. Bukan mengait-ngaitkan Al-Qur’an agar sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan atau trend pemikiran. Yang demikian ini bukan kontekstual, tetapi tabrir al-waqi’ (pembenaran realitas).

Hasil dari upaya “menghidupkan jiwa” adalah anak-anak yang memiliki orientasi hi­dup sangat kuat. Mereka menjadi pribadi visioner semenjak usianya yang belia. Sesungguh­nya Al-Qur’an tidaklah berbicara dunia kecuali untuk mengajak manusia meraih kebahagiaan akhirat. Al-Qur’an mengajak kita untuk hidup dengan visi akhirat yang kuat, sehingga senantiasa bersungguh-sungguh melakukan kebaikan demi kebaikan yang Allah Ta’ala ridhai. Ini berarti kita harus memahamkan anak mengapa ada amal shalih yang diridhai, mengapa pula ada yang tidak.

Kedua, membangun tradisi berpikir yang berpijak pada Al-Qur’an. Kita membiasakan anak memikirkan ayat serta mengambil pelajaran darinya. Kita menanamkan pola pikir berupa tradisi mendeduksikan ayat Al-Qur’an dengan memahami makna (tafsirnya) dari orang-orang yang memiliki otoritas dan literatur terpercaya. Sesudah itu, baru kita mengajak anak untuk menggunakan nalarnya agar mampu memahami lebih jauh. Jadi bukan menggunakan nalarnya lebih dulu baru memahami maknanya. Sebab ini lebih dekat dengan praduga daripada tafsir, lebih cenderung kepada pembenaran pikiran daripada menemukan kebenaran sehingga bisa mengoreksi kesalahan kita dalam berpikir.

Tampaknya sepele, tetapi jika tidak berhati-hati dalam mengajarkan kita bisa keliru mengembangkan cara berpikir yang sebaliknya. Anak-anak kita ajak untuk melihat realitas, memikirkan sebab akibat serta berusaha menemukan cara berpikir, sesudah itu baru mencari ayat-ayat Al-Qur’an yang sesuai. Yang demikian ini dapat menimbulkan kesalahan berpikir bahwa kebenaran Al-Qur’an itu relatif. Jika cara berpikir semacam ini sudah tumbuh, akibat berikutnya adalah runtuhnya keyakinan bahwa kebenaran Al-Qur’an bersifat mutlak. Tak ada keraguan di dalamnya. Pada gilirannya ini menyebabkan anak kelak tidak lagi mengam­bil petunjuk dari Al-Qur’an.

Na’udzubillahi min dzaalik.

Mirip tetapi sangat berbeda pengaruhnya adalah membiasakan anak berpikir dan berdiskusi, kemudian melihat bagaimana Al-Qur’an memberi petunjuk. Dalam hal ini, Al-Qur’an menjadi pemisah mana yang haq dan mana yang bathil dalam setiap perkara. Al-Qur’an menjadi penilai setiap urusan.

Ketiga, mengajarkan kepada anak untuk memegangi Al-Qur’an dengan kuat. Ada beberapa aspek kekuatan yang perlu kita bangun pada anak agar bisa berpegang pada Al-Qur’an. Semuanya saling berkait dan saling mendukung kesanggupan untuk menggenggam erat pe­tunjuk Al-Qur’an.

Secara sederhana, beberapa aspek tersebut meliputi kekuatan hati sehingga mereka memiliki antusiasme yang kuat, kecintaan yang mendalam dan kemampuan menghafal yang baik; kekuatan pikiran sehingga memudahkan mereka belajar, menajamkan kemampuannya memahami maupun mengambil pelajaran; kekuatan fisik sehingga mereka memiliki kesanggupan untuk mempertahankan, memperjuangkan serta daya untuk belajar; serta kekuatan motivasi sehingga mereka bisa belajar dengan keinginan yang kuat dan perhatian yang penuh.

Wallahu a’lam bishawab.

***Semoga catatan sederhana ini bermanfaat yang menulis, membaca dan men-share/copas tulisan ini. Ingatkan saya, nasehati saya jika menjumpai kekeliruan --apalagi kesalahan serius-- dalam tulisan ini. Jazaakumullah khairan katsiiran.

Database Member UmmI's Corner

Rabu, 10 Oktober 2012

Air Susu Ibu (ASI) dan Keutamaannya Dalam al-Qur’an dan As-Sunnah

by Ummu Shofiyyah al-Balitariyyah


Tulisan ini merupakan posting ulang dari tulisan kami yang pernah diposting di tholib.wordpress.com. Kali ini kami posting ulang dengan beberapa revisi dan tambahan berupa fatwa Syaikh Muqbil bin Hadi al-Wadi’i rohimahulloh tentang hukum menyusui setelah anak berusia lebih dari dua tahun.
Semoga bisa menambah faidah tentang pentingnya ASI dan keutamaannya sebagai salah satu “Imunisasi Nabawi“…
***
Alloh ‘azza wa jalla berfirman :
يُوصِيكُمُ اللَّهُ فِي أَوْلَادِكُمْ
Alloh mewasiatkan kepada kalian tentang anak-anak kalian” [QS. an-Nisa' : 11]
Di antara tanggung jawab pertama orang tua ketika si buah hati lahir adalah memberinya nafkah yang mencukupi kebutuhannya, mulai dari pakaian sampai makanan. Dan al-Hamdulillah, di antara tanda kesempurnaan ciptaan Alloh ta’ala adalah diciptakannya ASI bagi para wanita (bahkan hewan mamalia betina) yang telah melahirkan sebagai makanan bagi anaknya. Dan menurut penelitian para Dokter sekarang ini bahwa ASI adalah makanan terbaik bagi bayi, bahkan bagi bayi yang lahir premature.
Dan Kolostrum (ASI yang keluar di awal-awal setelah melahirkan, berwarna kekuning-kuningan) menurut beberapa literatur merupakan “imunisasi alami” bagi bayi atau sebagai obat yang mengandung zat kekebalan yang sangat berguna bagi bayi, karena dapat melindungi bayi dari berbagai penyakit infeksi dan alergi.
Dan juga terdapat dalil-dalil dari al-Qur’an dan as-Sunnah tentang ASI dan menyusui ini, sebagiannya akan kami bawakan berikut ini.
***
PERINTAH BAGI PARA IBU UNTUK MENYUSUI ANAKNYA
Alloh ‘azza wa jalla berfirman :
وَالْوَالِدَاتُ يُرْضِعْنَ أَوْلَادَهُنَّ حَوْلَيْنِ كَامِلَيْنِ لِمَنْ أَرَادَ أَنْ يُتِمَّ الرَّضَاعَةَ وَعَلَى الْمَوْلُودِ لَهُ رِزْقُهُنَّ وَكِسْوَتُهُنَّ بِالْمَعْرُوفِ لَا تُكَلَّفُ نَفْسٌ إِلَّا وُسْعَهَا لَا تُضَارَّ وَالِدَةٌ بِوَلَدِهَا وَلَا مَوْلُودٌ لَهُ بِوَلَدِهِ وَعَلَى الْوَارِثِ مِثْلُ ذَلِكَ فَإِنْ أَرَادَا فِصَالًا عَنْ تَرَاضٍ مِنْهُمَا وَتَشَاوُرٍ فَلَا جُنَاحَ عَلَيْهِمَا وَإِنْ أَرَدْتُمْ أَنْ تَسْتَرْضِعُوا أَوْلَادَكُمْ فَلَا جُنَاحَ عَلَيْكُمْ إِذَا سَلَّمْتُمْ مَا آَتَيْتُمْ بِالْمَعْرُوفِ وَاتَّقُوا اللَّهَ وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرٌ
“Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan. Dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada para ibu dengan cara ma’ruf. Seseorang tidak dibebani melainkan menurut kadar kesanggupannya. Janganlah seorang ibu menderita kesengsaraan karena anaknya dan seorang ayah karena anaknya, dan warispun berkewajiban demikian. Apabila keduanya ingin menyapih (sebelum dua tahun) dengan kerelaan keduanya dan permusyawaratan, maka tidak ada dosa atas keduanya. Dan jika kamu ingin anakmu disusukan oleh orang lain, maka tidak ada dosa bagimu apabila kamu memberikan pembayaran menurut yang patut. Bertakwalah kamu kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.” [QS al-Baqoroh : 233]
Lafadz ayat : [وَالْوَالِدَاتُ يُرْضِعْنَ أَوْلَادَهُنّ...َ], bentuknya adalah khobar (pengabaran) tapi bermakna perintah, sebagaimana yang dikatakan oleh Ibnu Mandzur dalam Lisanul Arob (8/125), as-Sa’di dalam tafsirnya (hal. 103), dll.
Berkata al-Hafidz Ibnu Katsir dalam tafsirnya (1/633) : “Ini merupakan petunjuk dari Alloh ta’ala kepada para ibu agar mereka menyusui anak-anaknya dengan penyusuan yang sempurna yaitu 2 tahun, maka tidak dianggap sebagai ‘menyusu’ jika lebih dari itu. Oleh karena itu Alloh berfirman : [لِمَنْ أَرَادَ أَنْ يُتِمَّ الرَّضَاعَةَ] “yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan“, dan kebanyakan para imam berpendapat bahwa persusuan tidaklah menjadikan mahrom kecuali jika usia yang disusui masih di bawah 2 tahun, sehingga jika seorang anak menyusu sedangkan umurnya sudah lebih dari 2 tahun maka hal itu tidak menjadikannya mahrom.” –selesai nukilan dari Ibnu Katsir-
***
PEMBERIAN ASI SECARA SEMPURNA SAMPAI DISAPIH MERUPAKAN JASA KEDUA ORANG TUA
Alloh ta’ala berfirman :
وَوَصَّيْنَا الْإِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِ حَمَلَتْهُ أُمُّهُ وَهْنًا عَلَى وَهْنٍ وَفِصَالُهُ فِي عَامَيْنِ أَنِ اشْكُرْ لِي وَلِوَالِدَيْكَ إِلَيَّ الْمَصِيرُ
“Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada kedua orang tuanya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, danmenyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepadaKu dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.“ [QS Luqman : 14]
وَوَصَّيْنَا الْإِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِ إِحْسَانًا حَمَلَتْهُ أُمُّهُ كُرْهًا وَوَضَعَتْهُ كُرْهًا وَحَمْلُهُ وَفِصَالُهُ ثَلَاثُونَ شَهْرًا حَتَّى إِذَا بَلَغَ أَشُدَّهُ وَبَلَغَ أَرْبَعِينَ سَنَةً قَالَ رَبِّ أَوْزِعْنِي أَنْ أَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِي أَنْعَمْتَ عَلَيَّ وَعَلَى وَالِدَيَّ وَأَنْ أَعْمَلَ صَالِحًا تَرْضَاهُ وَأَصْلِحْ لِي فِي ذُرِّيَّتِي إِنِّي تُبْتُ إِلَيْكَ وَإِنِّي مِنَ الْمُسْلِمِينَ
“Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya, ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula). Mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan, sehingga apabila dia telah dewasa dan umurnya sampai empat puluh tahun ia berdoa: “Wahai Robb-ku, tunjukilah aku untuk mensyukuri nikmat Engkau yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat berbuat amal yang saleh yang Engkau ridhai; berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat kepada Engkau dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri”.” [QS al-Ahqof : 15]
Faidah :
Al-Hafidz Ibnu Katsir berkata dalam tafsirnya (7/280): “Dan ‘Ali rodhiyallohu anhu telah berdalil dengan ayat ini bersama ayat dalam surat Luqman :
وَفِصَالُهُ فِي عَامَيْنِ
“…dan menyapihnya dalam dua tahun…” [QS luqman : 14]
Dan juga firman Alloh :
وَالْوَالِدَاتُ يُرْضِعْنَ أَوْلادَهُنَّ حَوْلَيْنِ كَامِلَيْنِ لِمَنْ أَرَادَ أَنْ يُتِمَّ الرَّضَاعَةَ
“Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan” [QS al-Baqoroh : 233]
Bahwa lama kehamilan minimal adalah 6 bulan, dan ini adalah istimbath yang kuat dan shohih. Dan ‘Utsman dan sekelompok shohabat menyepakati pendapatnya tersebut, radhiyallohu anhum–selesai nukilan dari Ibnu Katsir-

Dan al-Hafidz Ibnu Katsir juga membawakan tafsir ayat ini dari Ibnu ‘Abbasrodhiyallohu anhuma dari riwayat Ibnu Abi Hatim. Beliau berkata (7/280): Berkata Ibnu Abi Hatim:
Haddatsana Ayahku (Abu Hatim, pent), Haddatsana Farwah bin Abil Maghro’, haddatsana Ali bin Mishar, dari Dawud bin Abi hind, dari Ikrimah, dari Ibnu Abbas, ia berkata : “Jika seorang wanita melahirkan pada usia kehamilan 9 bulan, maka cukup bagi anaknya menyusu selama 21 bulan. Jika ia melahirkan pada usia kehamilan 7 bulan, maka cukup bagi anaknya menyusu selama 23 bulan. Dan jika ia melahirkan pada usia kehamilan 6 bulan, maka 2 tahun penuh. Karena Alloh ta’alaberfirman :
وَحَمْلُهُ وَفِصَالُهُ ثَلاثُونَ شَهْرًا
“Dan mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan.” [QS. Al-Ahqof : 15] –selesai nukilan dari Ibnu Katsir-
***
DIBOLEHKANNYA MENCARI IBU SUSUAN UNTUK MEMBERIKAN ASI KEPADA BAYI
وَإِنْ أَرَدْتُمْ أَنْ تَسْتَرْضِعُوا أَوْلَادَكُمْ فَلَا جُنَاحَ عَلَيْكُمْ إِذَا سَلَّمْتُمْ مَا آَتَيْتُمْ بِالْمَعْرُوفِ وَاتَّقُوا اللَّهَ وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرٌ
“Dan jika kamu ingin anakmu disusukan oleh orang lain, maka tidak ada dosa bagimu apabila kamu memberikan pembayaran menurut yang patut. Bertakwalah kamu kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.” [QS al-Baqoroh : 233]
أَسْكِنُوهُنَّ مِنْ حَيْثُ سَكَنْتُمْ مِنْ وُجْدِكُمْ وَلَا تُضَارُّوهُنَّ لِتُضَيِّقُوا عَلَيْهِنَّ وَإِنْ كُنَّ أُولَاتِ حَمْلٍ فَأَنْفِقُوا عَلَيْهِنَّ حَتَّى يَضَعْنَ حَمْلَهُنَّ فَإِنْ أَرْضَعْنَ لَكُمْ فَآَتُوهُنَّ أُجُورَهُنَّ وَأْتَمِرُوا بَيْنَكُمْ بِمَعْرُوفٍ وَإِنْ تَعَاسَرْتُمْ فَسَتُرْضِعُ لَهُ أُخْرَى
“Dan jika mereka (isteri-isteri yang sudah dicerai) itu sedang hamil, maka berikanlah kepada mereka nafkahnya hingga mereka bersalin, kemudian jika mereka menyusukan (anak-anak)mu untukmu maka berikanlah kepada mereka upahnya, dan musyawarahkanlah di antara kamu (segala sesuatu) dengan baik; dan jika kamu menemui kesulitan maka perempuan lain boleh menyusukan (anak itu) untuknya.“[QS ath-Tholaq : 6]
Berkata al-Hafidz Ibnu Katsir (8/153) :
أي: وإن اختلف الرجل والمرأة، فطلبت المرأة أجرة الرضاع كثيرًا ولم يجبها الرجل إلى ذلك، أو بذل الرجل قليلا ولم توافقه عليه، فليسترضع له غيرها فلو رضيت الأم بما استؤجرت عليه الأجنبية فهي أحق بولدها.
“Yakni : jika seorang laki-laki berselisih dengan seorang wanita (istri yang dicerai yang sudah melahirkan bayi, pent), lalu wanita itu meminta upah penyusuan yang banyak dan laki-laki itu tidak setuju dengan itu, atau laki-laki tersebut cuma mau mengeluarkan sedikit upah dan wanita tersebut tidak setuju dengannya, maka hendaknya laki-laki tersebut mencari wanita lain yang mau menyusui bayinya selain wanita tadi. Seandainya ibu bayi tersebut telah ridho (untuk menyusui anaknya) dengan besar upah yang diberikan kepada wanita lain itu, maka ia lebih berhak terhadap anaknya.”
Dan di sini tidak disebut ataupun disindir sama sekali tentang susu-susu lain selain ASI jika ibu bayi tersebut tidak bisa menyusuinya, akan tetapi yang disebutkan adalah ASI dari ibu susu sebagai pengganti ASI ibu bayi tersebut. Ini menandakan ASI adalah makanan terbaik bagi bayi.
Dan ayat-ayat di atas juga merupakan dalil tentang bolehnya ibu susu mengambil upah atas persusuannya.
***
KISAH NABI MUSA
وَحَرَّمْنَا عَلَيْهِ الْمَرَاضِعَ مِنْ قَبْلُ فَقَالَتْ هَلْ أَدُلُّكُمْ عَلَى أَهْلِ بَيْتٍ يَكْفُلُونَهُ لَكُمْ وَهُمْ لَهُ نَاصِحُونَ فَرَدَدْنَاهُ إِلَى أُمِّهِ كَيْ تَقَرَّ عَيْنُهَا وَلا تَحْزَنَ وَلِتَعْلَمَ أَنَّ وَعْدَ اللَّهِ حَقٌّ وَلَكِنَّ أَكْثَرَهُمْ لا يَعْلَمُونَ
“Dan Kami cegah Musa dari menyusu kepada perempuan-perempuan yang mau menyusui(nya) sebelum itu; maka berkatalah saudara perempuan Musa: “Maukah kamu aku tunjukkan kepadamu keluarga yang akan memeliharanya untukmu dan mereka dapat berlaku baik kepadanya?” Maka Kami kembalikan Musa kepada ibunya, supaya senang hatinya dan tidak berduka cita dan supaya ia mengetahui bahwa janji Allah itu adalah benar, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahuinya.“[QS al-Qoshosh : 12-13]
***
FAIDAH DARI KISAH WANITA AL-GHOMIDIYYAH
Dalam kisah wanita al-Ghomidiyyah yang mengaku berzina dan minta dirajam terdapat faidah tentang pentingnya menyusui bagi anak. Rosululloh shollallohu alaihi wa sallam menunda hukuman rajamnya sampai ia melahirkan dan menyapih anaknya. Kami nukilkan kisahnya secara ringkas dari hadits Buroidah rodhiyallohu anhu:
فَجَاءَتْ الْغَامِدِيَّةُ فَقَالَتْ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنِّي قَدْ زَنَيْتُ فَطَهِّرْنِي وَإِنَّهُ رَدَّهَا فَلَمَّا كَانَ الْغَدُ قَالَتْ يَا رَسُولَ اللَّهِ لِمَ تَرُدُّنِي لَعَلَّكَ أَنْ تَرُدَّنِي كَمَا رَدَدْتَ مَاعِزًا فَوَاللَّهِ إِنِّي لَحُبْلَى قَالَ إِمَّا لَا فَاذْهَبِي حَتَّى تَلِدِي فَلَمَّا وَلَدَتْ أَتَتْهُ بِالصَّبِيِّ فِي خِرْقَةٍ قَالَتْ هَذَا قَدْ وَلَدْتُهُ قَالَ اذْهَبِي فَأَرْضِعِيهِ حَتَّى تَفْطِمِيهِ فَلَمَّا فَطَمَتْهُ أَتَتْهُ بِالصَّبِيِّ فِي يَدِهِ كِسْرَةُ خُبْزٍ فَقَالَتْ هَذَا يَا نَبِيَّ اللَّهِ قَدْ فَطَمْتُهُ وَقَدْ أَكَلَ الطَّعَامَ فَدُفِعَ الصَّبِيُّ إِلَى رَجُلٍ مِنْ الْمُسْلِمِينَ ثُمَّ أَمَرَ بِهَا فَحُفِرَ لَهَا إِلَى صَدْرِهَا وَأَمَرَ النَّاسَ فَرَجَمُوهَا
“Lalu datang seorang wanita al-Ghomidiyyah, ia berkata : “wahai Rosululloh, aku telah berzina, maka sucikanlah aku!” Dan Rosululloh menolaknya. Ketika keesokan harinya, wanita itu berkata : “Wahai Rosululloh, mengapa engkau menolakku? Mungkin engkau menolakku sebagaimana engkau telah menolak Ma’iz, maka demi Alloh aku ini hamil!” Rosululloh berkata : “Tidak, pergilah sampai engkau melahirkan.” Ketika ia sudah melahirkan, ia mendatangi Rosululloh dengan membawa bayinya pada sebuah kain, ia berkata : “Ini aku sudah melahirkan.” Rosululloh berkata : “Pergilah dan susuilah ia sampai engkau menyapihnya!” Ketika ia telah menyapihnya, ia mendatangi Rosululloh dengan bayinya yang membawa remukan roti di tangannya, maka ia berkata : “Ini wahai Nabi Alloh, aku sudah menyapihnya dan ia sudah makan makanan.” Maka anak itu diserahkan kepada seseorang dari kaum muslimin, kemudian beliau memerintahkan untuk merajamnya, maka digalikan untuknya lubang sedalam dadanya lalu beliau memerintahkan orang-orang, kemudian mereka merajamnya.”
[HR. Muslim no. 1695, Abu Dawud no. 4442, Ahmad no. 22999, Ibnu Abi Syaibah no. 28809, dll dari jalan Abdulloh bin Buroidah, dari Buroidah]
Dalam riwayat lain Rosululloh berkata :
إِذًا لَا نَرْجُمُهَا وَنَدَعُ وَلَدَهَا صَغِيرًا لَيْسَ لَهُ مَنْ يُرْضِعُهُ فَقَامَ رَجُلٌ مِنْ الْأَنْصَارِ فَقَالَ إِلَيَّ رَضَاعُهُ يَا نَبِيَّ اللَّهِ قَالَ فَرَجَمَهَا
“Kalau begitu kita tidak bisa merajamnya sedangkan kita biarkan anaknya yang masih kecil tanpa ada yang menyusuinya.” Lalu bangkit seorang dari Anshor, ia berkata : “aku yang akan menanggung persusuannya wahai Nabi Alloh.” Buroidah berkata : lalu wanita itu dirajam.
[HR. Muslim no. 1695 dari jalan Sulaiman bin Buroidah, dari Buroidah]
Al-Imam an-Nawawi berkata dalam Syarh Muslim (11/202) : “Dan Ketahuilah! Bahwa madzhab asy-Syafi’i, Ahmad, Ishaq, dan yang masyhur dari madzhab Malik : bahwa seorang wanita boleh tidak dirajam sampai didapatkan orang lain yang menyusui bayinya, dan jika tidak didapatkan maka wanita itu sendiri yang menyusuinya sampai disapih, baru kemudian dirajam.”
Seandainya menyusui bayi dengan ASI adalah perkara yang sepele atau tidak penting bagi bayi tersebut, tentu Rosulullohshollallohu alaihi wa sallam tidak akan menunda hukum rajam tersebut.
***
PERSUSUAN MENJADIKAN MAHROM
Dalam hadits ‘Aisyah :
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ عِنْدَهَا وَأَنَّهَا سَمِعَتْ صَوْتَ رَجُلٍ يَسْتَأْذِنُ فِي بَيْتِ حَفْصَةَ قَالَتْ فَقُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ هَذَا رَجُلٌ يَسْتَأْذِنُ فِي بَيْتِكَ فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أُرَاهُ فُلَانًا لِعَمِّ حَفْصَةَ مِنْ الرَّضَاعَةِ قَالَتْ عَائِشَةُ لَوْ كَانَ فُلَانٌ حَيًّا لِعَمِّهَا مِنْ الرَّضَاعَةِ دَخَلَ عَلَيَّ فَقَالَ نَعَمْ الرَّضَاعَةُ تُحَرِّمُ مَا تُحَرِّمُ الْوِلَادَةُ
Ketika Rosululloh shollallohu alaihi wa sallam berada di rumahnya, ia (Aisyah) mendengar suara laki-laki minta izin (untuk masuk) di rumah Hafshoh. Aisyah berkata : lalu aku katakan : “wahai Rosululloh, laki-laki ini minta izin di rumahmu” Nabi shollallohu alaihi wa sallam berkata : “aku melihat ia adalah si Fulan, paman susunya Hafshoh” Aisyah berkata : “seandainya si Fulan masih hidup (paman susunya Aisyah) ia boleh masuk menemuiku?” Rosululloh berkata : “ya, persusuan menjadikan mahrom sebagaimana seseorang menjadi mahrom karena sebab kelahiran.”
[HR. al-Bukhori no. 2503, 2938 & 4811, Muslim no. 1444, dll]
***
ASI MENUMBUHKAN TULANG DAN DAGING
Ibnu Mas’ud rodhiyallohu anhu berkata :
لارضاع إلا ما شد العظم وأنبت اللحم
“Tidaklah dikatakan persusuan kecuali apa-apa yang menguatkan tulang dan menumbuhkan daging.”
[HR. Abu Dawud no. 2059, dishohihkan al-Albani (yakni secara mauquf dengan syawahid-nya pada riwayat Ahmad, ad-Daruquthni dan al-Baihaqi)]
***
ASALNYA WANITA ADALAH DI RUMAH
Allah berfirman :
وَقَرْنَ فِي بُيُوتِكُنَّ وَلَا تَبَرَّجْنَ تَبَرُّجَ الْجَاهِلِيَّةِ الْأُولَى
“Tetaplah kalian (para wanita) di rumah-rumah kalian, dan janganlah kalian berhias sebagaimana orang-orang jahiliyyah dahulu berhias” [QS. al-Ahzab : 33]
Salah satu hikmah dari perintah ini adalah agar mereka dapat menyusui anak-anaknya dengan sempurna. Berbeda dengan para wanita karir yang sibuk bekerja di luar rumah, sehingga kebanyakan anak-anak mereka menyusu dengan susu formula.
Dari Ibnu Umar rodhiyallohu anhuma, Rosululloh shollallohu alaihi wa sallambersabda :
كُلُّكُمْ رَاعٍ فَمَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ فَالْأَمِيرُ الَّذِي عَلَى النَّاسِ رَاعٍ وَهُوَ مَسْئُولٌ عَنْهُمْ وَالرَّجُلُ رَاعٍ عَلَى أَهْلِ بَيْتِهِ وَهُوَ مَسْئُولٌ عَنْهُمْ وَالْمَرْأَةُ رَاعِيَةٌ عَلَى بَيْتِ بَعْلِهَا وَوَلَدِهِ وَهِيَ مَسْئُولَةٌ عَنْهُمْ وَالْعَبْدُ رَاعٍ عَلَى مَالِ سَيِّدِهِ وَهُوَ مَسْئُولٌ عَنْهُ أَلَا فَكُلُّكُمْ رَاعٍ وَكُلُّكُمْ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ
“Ketahuilah! Setiap dari kalian adalah orang yang diberi amanah, maka setiap kalian akan ditanya tentang amanahnya. Seorang amir (pemimpin suatu negri, pent) yang memimpin manusia adalah orang yang diberi amanah, dan ia akan ditanya tentang mereka. Dan seorang laki-laki adalah orang yang diberi amanah terhadap keluarganya, dan ia akan ditanya tentang mereka. Dan seorang wanita adalah orang yang diberi amanah terhadap rumah dan anak suaminya, dan ia akan ditanya tentang mereka. Dan seorang budak adalah orang yang diberi amanah terhadap harta majikannya, dan ia akan ditanya tentangnya. Ketahuilah! Setiap dari kalian adalah orang yang diberi amanah, maka setiap kalian akan ditanya tentang amanahnya.” [HR. al-Bukhori no. 2416, Muslim no. 1829, dll]
Kata [رَاعٍ] dalam hadits di atas biasanya diterjemahkan “pemimpin”, akan tetapi kami terjemahkan dengan “orang yang diberi amanah” karena arti [رَاعٍ] dalam hadits ini adalah [حافِظٌ مُؤْتَمَنٌ] / “penjaga yang diberi amanah“, sebagaimana dijelaskan dalam an-Nihayah fi Ghoribil Atsar (2/581) dan Lisanul Arob (14/325).
***
IBROHIM PUN MENYEMPURNAKAN PERSUSUANNYA DI SURGA
Ibrohim di sini adalah anak Rosululloh shollallohu alaihi wa sallam dari Mariyyah al-Qibthiyyah yang meninggal ketika masih bayi.
Dari al-Barro’ rodhiyallohu anhu:
لَمَّا مَاتَ إِبْرَاهِيم قَالَ النَّبِيّ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : إِنَّ لَهُ مُرْضِعًا فِي الْجَنَّة
Ketika Ibrohim meninggal, Nabi shollallohu alaihi wa sallam bersabda : “Ia memiliki ibu susu di surga.”
[HR. al-Bukhori no. 1316, 3082 & 5842, dll]
Dalam lafadz lainnya Rosululloh shollallohu alaihi wa sallam bersabda :
إِنَّ لَهُ مُرْضِعًا يُتِمُّ رَضَاعَهُ فِيْ الْجَنَّةِ
“Ia memiliki ibu susu yang menyempurnakan persusuannya di surga.”
[HR. Ahmad no. 18647 & 18727]
Ibnu Hajar dalam al-Fath (10/579) berkata :
لِأَنَّهُ لَمَّا مَاتَ كَانَ اِبْن سِتَّة عَشَرَ شَهْرًا أَوْ ثَمَانِيَة عَشَرَ شَهْرًا عَلَى اِخْتِلَاف الرِّوَايَتَيْنِ ، وَقِيلَ إِنَّمَا عَاشَ سَبْعِينَ يَوْمًا
“…karena ia (Ibrohim) ketika meninggal adalah pada usia 16 bulan atau 18 bulan dengan adanya khilaf antara dua riwayat, dan dikatakan bahwa ia hanya hidup selama 70 hari.”
Akan tetapi, kami belum menemukan pendapat para ‘ulama tentang masalah apakah menyempurnakan persusuan di surga ini khusus bagi Ibrohim saja ataukah juga berlaku bagi bayi-bayi lainnya yang meninggal sebelum disapih? Wallohu A’lam.
***
RUKHSHOH BAGI IBU YANG MENYUSUI UNTUK MENINGGALKAN PUASA
Terdapat rukhshoh (keringanan) dalam syari’at bagi para ibu yang sedang menyusui untuk meninggalkan puasa Romadhon dengan membayar fidyah sebagai gantinya (dan masalah mengganti puasa ini ada khilaf dan bukan sekarang waktu untuk membahasnya). Hal ini disebabkan adanya masyaqqoh (kesulitan) untuk menyusui sambil berpuasa, dimana ibu menyusui butuh untuk minum dan makan yang mencukupi agar dirinya tetap kuat menyusui dan juga agar produksi ASI tetap lancar. Hal ini juga menunjukkan pentingnya menyusui anak dengan ASI. Karena seandainya tidak penting, bisa saja syari’at menentukan ibu menyusui tetap wajib berpuasa dan bayinya diberi minum dari susu-susu lain seperti susu sapi, dll. Sebagaimana dalam sebuah Mandhumah (syair):
الدين جاء لسعادة البشر **** ولانتفاء الشر عنهم والضرر
Ad-Diin datang untuk kemashlahatan manusia
………. Dan untuk menolak keburukan dan madhorot dari mereka
Dari Anas bin Malik al-Ka’bi rodhiyallohu anhu, ia berkata :
أَغَارَتْ عَلَيْنَا خَيْلُ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَأَتَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَوَجَدْتُهُ يَتَغَدَّى فَقَالَ ادْنُ فَكُلْ فَقُلْتُ إِنِّي صَائِمٌ فَقَالَ ادْنُ أُحَدِّثْكَ عَنْ الصَّوْمِ أَوْ الصِّيَامِ إِنَّ اللَّهَ تَعَالَى وَضَعَ عَنْ الْمُسَافِرِ الصَّوْمَ وَشَطْرَ الصَّلَاةِ وَعَنْ الْحَامِلِ أَوْ الْمُرْضِعِ الصَّوْمَ أَوْ الصِّيَامَ وَاللَّهِ لَقَدْ قَالَهُمَا النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كِلْتَيْهِمَا أَوْ إِحْدَاهُمَا فَيَا لَهْفَ نَفْسِي أَنْ لَا أَكُونَ طَعِمْتُ مِنْ طَعَامِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
Kuda Rosululloh shollallohu alaihi wa sallam lari kepada kami, lalu aku datangi Rosululloh sholallohu alaihi wa sallam, aku mendapatinya sedang makan pagi, beliau berkata : “Mendekat dan makanlah!” Aku katakan : “aku sedang puasa”, lalu beliau berkata : “mendekatlah, aku akan mengabarkan kepadamu tentang puasa, sesungguhnya Alloh ta’ala telah menggugurkan puasa dan setengah sholat bagi musafir, dan juga puasa bagi wanita hamil atau menyusui.” (Anas berkata) Demi Alloh! beliau telah mengucapkan keduanya atau salah satunya, aduhai sesalnya diriku tidak makan makanannya Rosululloh shollallohu alaihi wa sallam.
[HR. at-Tirmidzi no. 715, Abu Dawud no. 2408, an-Nasa'i no. 2276, dll. Dishohihkan al-Albani dalam Shohih Abi Dawud no. 2107]
***
MENYUSUI SETELAH ANAK BERUSIA LEBIH DARI 2 TAHUN
Menyusui yang sempurna adalah sampai anak berusia 2 tahun sebagaimana dalam al-Baqoroh ayat 233, atau 30 bulan sejak masa kehamilan sebagaimana dalam al-Ahqof ayat 15, dan inilah yang utama.
Al-Imam Ibnu Abi Syaibah dalam Mushonnaf-nya meriwayatkan perkataan seorang tabi’in:
حدثنا بن مهدي وأبو أسامة عن سفيان عن الأعمش عن إبراهيم أن علقمة مر بامرأة وهي ترضع صبيا لها بعد الحولين فقال لا ترضعيه بعد ذلك
Haddatsana Ibnu Mahdi dan Abu Usamah, dari Sufyan, dari al-A’masy, dari Ibrohim, bahwa Alqomah berjalan melewati seorang wanita yang sedang menyusui bayinya setelah 2 tahun, maka ia berkata: “Jangan kamu susui ia setelah itu”. [Mushonnaf Ibni Abi Syaibah no. 17060]
Alqomah di sini adalah Alqomah bin Qois an-Nakho’i, salah seorang murid senior Abdulloh bin Mas’ud rodhiyallohu anhu.
Perkataan beliau ini bukanlah pengharaman tapi merupakan nasihat agar tidak menyusui lebih dari 2 tahun, karena itu yang lebih utama.
Adapun jika menyusui lebih dari itu maka boleh karena tidak ada dalil yang melarang, sebagaimana dalam difatwakan oleh syaikh Muqbil dalam kitab Fatawa al-Mar’ah al-Muslimah lil Imam al-Wadi’iy rohimahullohu ta’ala halaman 238, berikut ini terjemahannya:
Pertanyaan :
Bolehkah bagi wanita menyusui anaknya setelah lebih dari 2 tahun?
Jawaban :
Aku tidak mengetahui larangan dalam hal ini. Adapun firman Alloh ta’ala :
وَالْوَالِدَاتُ يُرْضِعْنَ أَوْلَادَهُنَّ حَوْلَيْنِ كَامِلَيْنِ لِمَنْ أَرَادَ أَنْ يُتِمَّ الرَّضَاعَةَ
“Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan.” [QS. Al-Baqoroh : 233]
Maka ini kebanyakannya (orang-orang dalam menyapih bayinya, pent) dan inilah yang utama. Akan tetapi  jika seorang bayi tersebut tidak mau berhenti dan ingin menambah dalam menyusu satu bulan, dua bulan atau tiga bulan, maka aku tidak mengetahui adanya larangan.
Wallohul musta’an. -Selesai nukilan fatwa-

Dokter-Dokter Recomended(versi member UmmisCorner)

Selasa, 02 Oktober 2012

  • Nama dokter : dr. Winur, Sp.OG
  • Spesialisasi; DSOG
  • Jenis kelamin: perempuan, belum berjilbab
  • Tempat praktik: RSIA Aulia, Jagakarsa dan RS. Pertamina Jaya, Cempaka Putih.
  • Keterangan : sangat informatif dan berusaha mencerdaskan pasien (kecuali kalau sudah cukup malam dan pasien masih byk yg antri), tegas, meresepkan obat2an/vitamin herbal, cukup prosedural medis (mengusahakan persalinan normal tapi tergantung kondisi pasien. Kalo scr medik dianggap beresiko untuk lahir normal, bliau cenderung caesar). Pasiennya mbludak, jadi kalau mau berobat dengan beliau harus daftar min.1 minggu sebelumnya. Bersedia memberi no.hp, tapi kalau disms agak lama balasnya, maklum mungkin sibuk praktik..
  • Reviewer : Indra Fathiana

tambahan:
  • kalau u praktek di RS Pertamina Jaya pendaftaran bisa by phone, minta didaftarin sama susternya, dari jam 6 pagi dah bka linenya...cm terkadang lama diangkat kadang cepet karena susternya jg gantian di rawat inap.
  • Praktek Senin & Kamis jam 09.00-selesai, sangat direkomendasikan daftar by phone dulu..jk tidak bisa dipastikan anda akan mendapat nomor 20 ke atas :D
  • Tersedia konsultasi laktasi n senam hamil 
  • Diberi pedidikan senam pasca hamil setelah melahirkan dan cara mengurus bayi yg simple2 tentunya
  • Boleh menghub beliau...minta aja kartu namanya :D
  • MINUS: para susternya tidak se-sabar dokternya ... jd jika sdh di ruang tindakan ...jk mau bersabar menunggu dokter...menunggulah...tp jk mau sama suster/bidannya..itu jg boleh :D
  • Reviewer: toko bunda
=====
  • Nama dokter : dr. Ariz Pribadi, Sp. A 
  • Spesialisasi : Anak
  • Jenis kelamin : laki-laki 
  • Tempat praktik : Hermina Tangerang Selatan, RSIA Asy-syifa Depok (Parung Bingung)
  • Keterangan : komunikatif, menggunakan Rationale Use of Medicine (RUM), pro ASI, pro homemade food, pro vaksin. Menghargai perbedaan pendapat dengan pasiennya (misal pasien ga mau vaksin ya silakan, mau sufor ya terserah. walau tetep beliau ngejelasin dulu pendapat dan pendirian beliau).
  • Reviewer : Mia Ilmiawaty Sa'adah

=====

  • Nama dokter : dr. Sintha Utami, Sp. OG
  • Spesialisasi : Kebidanan dan kandungan
  • Jenis kelamin : perempuan berjilbab
  • Tempat praktik : RSIA Bunda Margonda, RS JMC Mampang, (satu lagi lupaa...hehe)
  • Keterangan : komunikatif, menggunakan Rationale Use of Medicine (RUM), pro ASI, pro IMD, kompeten untuk menolong persalinan waterbirth dan hypnobirth, USG 4 dimensi, gaul (nyahaha..ini komen apaan. maksudnya ga kolot dan sangat open minded. melibatkan suami dlm diskusi), dan ramah.
  • Reviewer : Mia Ilmiawaty Sa'adah
=====
  • Nama dokter : dr. Diah Sartika, Sp.OG
  • Spesialisasi : Kebidanan dan Kandungan
  • Jenis kelamin : perempuan--gak pake jilbab
  • Tempat praktik : Kemang Medical Care (KMC), RS. Gandaria
  • Keterangan : pro-normal, RUM, pro ASI, IMD (normal, caesar), gampang dihubungi, terbuka
    Reviewer : Ajeng K. Pramono
=====
  • Nama dokter : Dr. Oni Khonsa, Sp.OG
  • Spesialisasi : Kebidanan dan Kandungan
  • Jenis kelamin : Perempuan - berjilbab
  • Tempat praktik : RS Persahabatan, RS Islam Cempaka Putih, RSIA Tambak Manggarai
  • Keterangan : Pro-normal, pro ASI, IMD, RUM, komunikatif, memberikan penjelasan yang detail kepada pasien meski antriannya banyak (ndak heran kalau kebagian nomor urut antrian belakangan, bisa pulang sampai tengah malam ^^), easy going, bisa konsultasi via SMS, benar-benar menenangkan pasien di segala kondisi dengan selalu memberikan sugesti positif. 
  • Reviewer : Deasy Rosalina
=====
  • Nama dokter : Dr. Sofani Munzila, Sp.OG
  • Spesialisasi : Kebidanan dan Kandungan
  • Jenis kelamin : Perempuan - berjilbab
  • Tempat praktik : RS Mitra Keluarga Depok, RSIA Evasari Rawamangun
  • Keterangan : Pro-normal, komunikatif, terampil dalam tindakan, fashionable (lho?), sedang mendalami sub spesialisasi endokrin (hormon) di bidang ginekologi
  • Reviewer : Deasy Rosalina
=====
  • Nama dokter : Dr. Margareta Komalasari, Sp.A
  • Spesialisasi : Anak
  • Jenis kelamin : Perempuan - belum berjilbab
  • Tempat praktik : RS Pertamina Pusat (blokM), bikin klinik tumbuh kembang di RSPP,Kemang Medical Care (KMC)
  • Keterangan : Pro-ASI, RUM, ramah, komunikatif,konsultatif,mau bales SMS.
  • Reviewer : Victa
=====
  • Nama dokter : Dr.Valleria, Sp.OG
  • Spesialisasi : Kebidanan dan kandungan
  • Jenis kelamin : Perempuan berjilbab
  • Tempat praktik :RS. HGA-depok, klinik Naura Medika-depok. 
  • Keterangan :Sabar,pro normal banget(pengalaman sy udah lewat HPL,blun ad bukaan,perkiraan bayi udah 4kg. Tapi dr. Val berani nyoba normal dg induksi. 10jam pertama ttp ga da bukaan,beliau kekeuh tambah dosis ga saran sesar sama sekali..), IMD,komunikatif,ramah (bikin qt nyantai),suka becanda jg. Hehe..
  • Reviewer : Nuris Habibah Fibriana
=====
  • Nama dokter : Dr.Rianita Syamsu, Sp.A
  • Spesialisasi : Anak
  • Jenis kelamin : Perempuan berjilbab
  • Tempat praktik : RS. Hasanah Graha Afiah-depok,RS. Hermina-depok
  • Keterangan : ramah,banyak penjelasan(mencerdaskan), ga gampang ngeresepin antibiotik,pro asi,pro vaksin (tp memberi pnjelasan trhdp vaksin2 tertentu yg menurutnya media pembiakannya tdk halal,beliau tdk terlalu menyarankan yg spti itu. Bahkan terhadap pasien yg tdk vaksin pun(sprti anak saya :-)), beliau tetap support positif,tdk mempermaslahkn. Bisa bertanya melalui sms(hehe.. Bagi pasien yg diberi no tentunya..).
  • Reviewer : Nuris Habibah Fibriana
 =====
  • Nama Dr. Prita K, SpOG 
  • Spesialisasi : Kandungan 
  • Jenis Kelamin : Perempuan Berjilbab 
  • Tempat Praktik : RSIA Jakarta Islamic Hospital (JIH) Ps. Rebo, Dokternya BSMI jg.
  • Keterangan : Teliti, informatif, tegas dan sangat menupayakan persalinan normal.
  • Reviewer : Gitalia Bunda Ashva
 =====
  • Nama dokter: Dr. Aditya Suransyah, SpA 
  • Spesialisasi : Anak (Tumbang Anak) 
  • Jenis Kelamin : Laki-Laki 
  • Tempat Praktik : RSIA Buah Hati Ciputat Tangsel, RS. Harapan Kita 
  • Keterangan : Tegas, Informatif, Enaknya setiap mau vaksinasi ashva ga cm vaksin doang, tp sangat mencerdaskan ortu pasien dg menjelaskan tahapan tumbang anak tiap bulannya, dan biasanya sk dpt PR bln depan si anak harus sudah bs apa, jd ortu termotivasi utk rajin2 kasih stimulus ke anak. 
  • Reviewer : Gitalia Bunda Ashva

=====
  • Nama Dokter : Dr. Waluyo Turatmo SpOG
  • Spesialisasi : Kandungan
  • Jenis kelamin : laki2 (tp udah tua)
  • Tempat Praktek : RS Puri Cinere (atau skrg dikenal jg dgn Hospital Cinere) dan terakhir kutau bliau jg praktek di RS Pondok Indah
  • Keterangan: sabar (banget), komunikatif, nenangin (soal hep B-ku, soal kistaku, pas aq lahiran normal tnyata aq cerewet bgt, tp bliau malah masi bisa brcanda dst, soal keguguranku, dst2). Pasiennya buanyak, prediksinya ttg all kinds soal kandungan muantabs (pdhl bliau cuma pake USG 3D). Dan aq akhrnya ketemu ma bliau stlah seblmnya gonta ganti dokter cewe di bbrp rs (depok n jkt).
  • Reviewer : Sari Mulatsih

=====
  • Nama Dokter : Dr. Wigati
  • Spesialisasi : Kulit
  • Jenis kelamin : perempuan
  • Tempat Praktik : RS. Puri Cinere
  • Keterangan : enak banget (sabar, komunikatif, dst)
  • reviewer : Sari Mulatsih

====
  • Nama Dokter : dr. Dewi Kooskurniawati, SpOG.
  • Spesialisasi : Kebidanan dan Kandungan
  • Jenis kelamin : Perempuan berjilbab
  • Tempat Praktik : Klinik Rumah Bersalin NF (soon to be Rumah Sakit Ibu dan Anak NF), RS. HGA (Depok)
  • Keterangan : Friendly, Suka ngelawak, Penjelasan yang simple dan mudah dimengerti oleh orang kesehatan tapi bagi yang punya suami orang ekonomi bakalan susah dah, Komunikatif, Cepat Tanggap, Ramah, Menyemangati dengan pengalaman-pengalaman beliau, Rela gak pulang ke rumah demi nemenin pasien yang akan melahirkan (berdasarkan pengalaman loh ini). Pro ASI, Pro IMD, Pro banget persalinan normal....jadi jika pasien request kepengen banget normal, beliau mengusahakan sampai mentog normal, tidak lgsg "sedikit2 sesar". dan gaya (cara) beliau mengusahakan persalinan normal bisa dibilang jarang dilakukan oleh dsog lain, misal: klo induksi kan biasanya pada pake tetes infus, nah klo dr dewi induksi lewat bawah (obat dimasukan via vagina), rasional mnrt beliau krn klo lewat tetes infus kemungkinan gagalnya besar. Kemudian sangat memperhatikan masalah pasien, misal : waktu itu ada tmn usia kandungan 33 minggu kepala janinnya masih diatas nah sama dr dewi lgsg diputar kebawah lho, alhamdulillah kmrn ahad (tgl 22) tmnku persalinan normal. Dan dr dewi ini adalah dr gang (klpk) main akuuh..hiyyy udah 3 org temen ditolong beliau dan skrg tmn2ku yg lagi hamil ditangani beliau :D. Oyah pasien yg proses persalinannya harus nginep (misal pmbukaan 1 jam 10 malam ) nah itu ditungguin ama dr dewi sampe beliau nginep di samping kamar bersalin, jadi selama proses persalinan beliau stand by harus deket pasien sampe bayi lahir dan sampe2 praktek beliau di tempat lain dialihkan ke tempat beliau ada (contoh kmrn ahad ada persalinan di HGA, jadwal praktek beliau di NF di cancel, pasien yg mau cek up datengnya ke HGA). Terus beliau suka ngasih diskon biaya..hee, misal pas usia kandungan 7 bulan, biaya USG digratiskan dan biaya persalinan dapet diskon juga.
  • reviewer : Ina Saleha
================
  • Nama dokter : dr. Dwi Rasyanti, SpOG
  • Spesialisasi : kandungan
  • Jenis kelamin : perempuan (berjilbab)
  • Tempat Praktik : RS. Hermina Bekasi
  • Keterangan: komunikatif, bersahabat, informatif, nyantai dan pro normal. tambahan lagi dia bisa banget nenangin pasiennya :) kebetulan dulu aku pernah operasi hemoroid dan kambuh lagi karena hamil, tapi beliau bisa menenangkan untuk tetep bisa bersalin normal. terus juga dulu kasusku ketuban pecah tanpa ada kontraksi, tapi beliau ga menyarankan sesar dan lebih memilih induksi dan nunggu sambil ngeyakinin kalo bisa bersalin normal..
===========================
  • Nama dokter : dr. Prima, Sp.OG
  • Spesialisasi; DSOG
  • Jenis kelamin: perempuan, berjilbab
  • Tempat praktik: Rs. Roemani Muhammadiyah, Semarang; RS.Hermina Semarang
  • Keterangan : sangat komunikatif, nyantai, dan santai, ramah
  • Reviewer : Siti Awwaliyah (Awwal)
==================================
  • Nama dokter : dr. Nelwati, SpOG
  • Spesialisasi : Kandungan dan Kebidanan
  • Jenis kelamin : Perempuan berjilbab
  • Tempat praktik : Hermina Depok, RB Depok Jaya
  • Keterangan : pinter :D suka ikut seminar2 gitu, tegas, pro normal-IMD-ASI (ngingetin saya untuk senam hamil :p), teliti dan rapi, komunikatif (suka ngejelasin perkembangan tiap bulan, kenapa kasih resep vitamin yg ini dan itu), pasiennya buanyaaakk :( sampe dibatasi jumlah pasien dari pihak RS per hari prakteknya, sayang keluarga (ehehe), ga ngeburu-buru waktu konsul, ngga materi-minded (sering banget pas konsul make USG 4D eh di tagihannya cuma tertera USG 2D, selalu tanya vitamin yg kemaren masih ada sisa ga? kalo masih ada yang diresepin hanya sisa yg dibutuhkan, ga mempermasalahkan keputusan kami melahirkan di RB krn biaya yg lebih rendah ketimbang RS)
  • Reviewer : Wiwi Wahyuni
=======================================
  • Nama dokter : dr. Taufan Widya, SpOG
  • Spesialisasi : Kandungan dan Kebidanan
  • Jenis kelamin : Perempuan berjilbab
  • Tempat praktik : RSIA Hasanah Graha Afiah, RSIA Bunda Margonda, RS Permata Cibubur
  • Keterangan : ceria :D pinter kayaknya (suami pernah search mengenai riwayat dr. Tofan eh ga taunya dia pernah jd Mapres FKUI), cakep dan fashionable (ehehe), sangat komunikatif (pinter mengomunikasikan kondisi kehamilan ke suami yang notabene ga ngerti biologi :D), ramah, ga ngeburu-buru waktu konsul, baik dan sangat menghargai hak pasien (ga komplain sama sekali padahal saya selalu gonta ganti dr.SpOG setiap konsul, malah bilang : gpp donk :) kan nyari (dokter) yg sreg di hati)
  • Reviewer : Wiwi Wahyuni
==============================================
  • Nama dokter : dr. Ita Herawati, SpOG
  • Spesialisasi : Kandungan dan Kebidanan
  • Jenis kelamin : Perempuan Muslimah belum berjilbab
  • Tempat praktik : RS Haji Jakarta, prakteknya di rumah jg ada, di pangkalan jati samping Sekar Salon, sebelum restoran Bakmi Japos
  • Keterangan : orangnya sabar, ramah, baik mau ngeladenin kalo aq tanya macam2, nenangin banget walaupun kdg2 jd bikin krg preventif. pro normal, pro menyusui, kalo ada keluhan selalu menyarankan yang herbal2/alami/kuatkan imunitas tubuh..
  • Reviewer : Ayi Psipreneur
=============================
  • Nama dokter : dr. Isnariani, SpOG
  • Spesialisasi : Kandungan dan Kebidanan
  • Jenis kelamin : Perempuan Muslimah belum berjilbab
  • Tempat praktik : RS Harum Jakarta
  • Keterangan : orangnya tegas, to the point, kalo baru pertama periksa sih berasa kaget krn agak galak tp maksudnya baik biar ibu dan janin punya standar kesehatan yg tinggi cuma kalo qt agak bermasalah sama kandungan/kesehatan trmsuk mudah kasih resep..intinya sih kalo sama beliau asal qt tegas di awal mau nya apa dan asertif beliau juga pro normal dan asi eksklusif,bnyk wawasan dan pengetahuan juga..beliau cukup cerewet tp maksudnya baik terutama kalo nasehatin bpk2nya..
  • Reviewer : Ayi Psipreneur
==============================================
  • Nama dokter : dr.Arwin Akib, SpA
  • Spesialisasi : Anak
  • Jenis kelamin : Laki-laki
  • Tempat praktik : Apotik Arnika (Kranji-Bekasi), RSCM dan RS Pelni
  • Keterangan : dsa ini senior banget,udah jadi dsa dari aku masih bayi..beliau adalah salah satu dari 3 orang dsa ahli alergi yang diakui IDAI..orangnya tegas (ortu siap2 diomelin, tapi omelannya bermanfaat dan bener banget), karena udah sangat berpengalaman, dsa ini ga cuma ngebahas masalah kesehatan fisik aja,tapi juga perkembangan psikologis si anak..oya, beliau ini punya banyak pasien dengan masalah asthma dan bisa membuat pasiennya sehat tanpa tergantung ke obat..tambahan lagi, dokter ini ga terburu2 nanganin pasiennya, enak diajak diskusi, all out banget (pernah praktek sampe jam2 pagi karena saking banyaknya pasien) daaan ga komersil (konsulnya cuma 100ribuu)..oya, dokter ini juga ga gampang meresepkan antibiotik..sayangnya, kalo mau ke dsa ini musti daftar langsung (ga bisa by phone, katanya 'saya cuma mau terima pasien yang emang bener2 butuh sama saya') telp apotek arnika: 8841325
  • Reviewer : Dewi Kumalasari

 
UmmIsCorner © 2012 | Designed by Bubble Shooter, in collaboration with Reseller Hosting , Forum Jual Beli and Business Solutions